Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Nasionalisme di Gedung DPR

Diperbarui: 17 Agustus 2016   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyaksikan pidato kenegaraan Presiden di Gedung DPR RI kemarin, saya sebagai warga bangsa sungguh berbangga. Bagaimana tidak, seluruh hadirin dari mulai Presiden, Wakil Presiden hingga anggota DPR yang terhormat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sangat semangat. Sebuah peristiwa yang sangat menggelorakan semangat kebangsaan di gedung Wakil Rakyat yang terhormat.

Sebagai warga kita sangat berharap momentum menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah momentum revolusi mental para pemimpin kita sehingga menjadi teladan bagi seluruh rakyat negeri ini. Momentum menyanyikan lagu kebangsaan di gedung yang terhormat itu seharusnya menjadi tonggak besar untuk memulai sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan cita-cita para pejuang dulu yakni bukan hanya memerdekan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing, namun bagaimana memerdekan taraf hidup warga bangsa.

Ketika nasionalisme telah terpatri dalam jiwa anak-anak bangsa yang ditularkan para pemimpin bangsa tentunya gairah warga bangsa untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa tak terbantahkan. Ketika nasionalisme telah terpatri dalam nurani seluruh anak bangsa maka korupsi tak akan ada lagi dan dilakoni karena malu.

Terkadang kita sebagai warga bangsa sangat heran melihat para pemain sepakbola Nasional yang terkadang amat susah untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat dilapangan hijau. Padahal semangat yang terkandung dalam lagu Indonesia Raya sangat patriotik sehingga semangat Juara akan selalu terpatri dalam jiwa pemain Timnas.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.

Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ali dkk., 1994:89), kata bangsa memiliki arti: (1) kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri; (2) golongan manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan; dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi.

Beberapa makna kata bangsa diatas menunjukkan arti bahwa bangsa adalah kesatuan yang timbul dari kesamaan keturunan, budaya, pemerintahan, dan tempat. Pengertian ini berkaitan dengan arti kata suku yang dalam kamus yang sama diartikan sebagai golongan orang-orang (keluarga) yang seturunan; golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar (ibid, 1994:970).

Nasionalisme sangat penting dalam perspektif pembangunan bangsa menuju bangsa yang bersejahtera untuk masyarakat dengan saling gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa ini yang merupakan warisan untuk seluruh warga bangsa. Tanpa nasionalisme yang kuat maka bukan hanya tak tercipta cita-cita bangsa, namun melunturkan semangat harga diri bangsa yang tentunya dengan mudahnya infiltrasi masuk ke dalam tubuh bangsa melalui petinggi bangsa.

Apa yang digelorakan dalam semangat Kebangkitan Nasional sebenarnya adalah suatu proses dari revolusi berpikir atau perubahan kultural, yang kemudian menggerakkan lahirnya revolusi rakyat untuk merebut kekuasaan atau perubahan struktural, dengan melakukan perlawanan bersenjata terhadap kekuasaan penjajahan Belanda.

Revolusi tentang nasionalisme dimulai dari penyadaran terhadap nasib bangsa, melalui perubahan fundamental dalam tata nilai yang menjadi dasar kehidupan bangsa. Kemudian kesadaran itu menbentuk tata nilai baru yang menyatukan kesadaran berbangsa dari segala penjuru tanah air yang berbeda budayanya, dan selanjutnya membentuk semangat nasionalisme baru untuk kesejahteraan rakyat.

Tanpa adanya niat untuk mensejahterakan rakyat maka nasionalisme yang digembang gemborkan petinggi bangsa tak akan pernah berhasil. Apalagi narasi nasionalisme hanya dalam bentuk ucapan tanpa diselingi dengan tingkah laku yang nyata bagaimana mengaplikasikan nasionalisme itu secara hakiki dan berdaya guna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline