Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Opini Elpiji Turun, Rakyat Miskin Naik

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Turunnya harga dasar elpiji sebagaimana yang diumumkan Pertamina membuktikan daya tahan beli masyarakat negeri ini amat berkurang. Kpndisi ini dapat dilihat dari banyak respon yang dilontarkan masyarakat sehingga membuat Pemerintah turun tangan untuk mengatasi kegundahan hati masyarakat.

Pada sisi lain Pemerintah dengan bangga menyatakan bahwa jumlah rakyat miskin makin berkurang. Faktanya ketika Pertamina mengeskalasi harga elpiji 12 kg, rakyat mencak-mencak dan bernarasi. Pemerintah pun turun tangan sebagai Pahlawan Kemalaman yntyk membantu rakyat,

Secara akal sehat kalau selama ini Pemerintah mengungkap dengan semangat 45 bahwa jumlah rakyat miskin berkurang, apakah mungkin rakyat miskin tersebut menggunakan elpiji? Lantas kalau mareka dikategorikan sebagai rakyat mampu, apakah mungkin mareka tidak mampu membeli elpiji yang harganya dalam kisaran angka Rp 100 ribu hingga Ep 150 ribu?

Aksi heroik yang dilakukan Pemerintah yang terkesan seolah-olah membela rakyat banyak membuktikan bahwa Pemerintah tidak konsisiten dengan data yang selama ini mareka ungkapkan dan banggakan kepada rakyat bahwa rakyat miskin berkurang adalah retorika belaka dan delusi tanpa argumentasi yang berfakta dan hanya menyenangkan rakyat saja demi sebuah pencitraan semu. Sungguh amat ironis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline