Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

ARB, Mungkinkah Mengukir Sejarah?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditengah elektabilitasnya  mulai dipertanyakan, ARB digoyang video bersama kakak beradik Marzela dan Olivia. Kendati internal Golkar menganggap vieo itu sebagai black compaign, namun kredibilitas ARB sebagai Presiden memang menuai kontroversial.

Ketika belum ada satupun Partai mengusung Capres, ARB dengan semangat 45 mendeklarasikan diri sebagai Capres. ARB seakan amnesia dengan kondisi riil yang terjadi di masyarakat, ARB terus melenggangkangkung. Sementara jeritan dan teriakan hati dari korban Lapindo terus berdatangan dan menghantam dirinya.

ARB dan mungkin thinkthanknya lupa atau sengaja mengamnesia iri bahwa sejarah telah membuktikan kemenangan Golkar dalam Pemilu 2009 tidak seharmoni dengan realita saat mareka mengusung Presiden. Capres yang diusung Golkar saat itu Wiranto- Salahudin Wahid keok. Padahal Golkar adalah partai pemenang Pemilu. Rakyat saat itu lebih memilih SBY sebagai Capres yang berpasangan dengan JK yang dinilai rakyat lebih mumpuni.

Tidak berbandinglurusnya antara pilihan Partai dengan pilihan Capres membuktikan bahwa dalam memilih Capres rakyat tidak harus sealur dan sepemikiran dengan Partai. Bagi Rakyat sebagai pemilih, sosok Presiden yang berekamjejak yang baik, berkwalitas dan bermoral sangat layak memimpin mareka.

Rakyat berasumsi dalam Pileg mareka bukan hanya sekedar memilih Partai, namun mareka memilih wakil mareka yang akan memperjuangkan aspirasi mareka di parlemen.

Dari konteks diatas dapat disimpulkan bahwa  beredar atau tidaknya video ARB, elektabilitas dan kredibilitas ARB sebagai Capres memang mesti dipertanyakan, bahkan bisa diragukan sebagai pemenang. Kendati elektabilitas Golkar naik, namun kemenangan ARB dalam Pilpres mendatang sangat diragukan. Apalagi dalam internal Golkar, suara dukungan terhadap ARB tidak sebulat telur.

Yang menjadi pertanyaan kita mungkinkah ARB mengukir sejarah sebagai Presiden pertama era reformasi? Jawabannya tunggu dalam Pilpres mendatang. Rakyat sebagai penguasa negeri akan membuktikan asumsi itu, Salam... (Rusmin)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline