Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Pak Ahok, Bus TransJakarta Mengecewakan dan Memperihatinkan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa (9/9) sore, saya menemui teman saya yang berada di daerah Kramat Jati Jakarta. Sebagai orang daerah, tentunya transportasi busway menjadi andalan sebagai media transportasi yang digembanggemborkan sebagai alat transportasi publik yang nyaman dan murah.

Sekitar pukul 16.00 Wib selasa sore itu, dari halte Pasar Baru saya naik busway menuju Kramat Jati. Selama perjalanan, busway melaju melalui jalanan Jakarta dengan kondisi busway yang amat mengecewakan. Bagaimana tidak.

Pintu belakang busway tak biasa ditutup dengan baik. Keramatamahan  asisten jurumudi pun tak menolong kegelisahan saya dan penumpang lainnya sebagai pemakai jasa busway. Selama perjalanan, kondisi pendingin ruangan bus sangat mengecewakan. Memanaskan hati nurani untuk memaki.

Saat turun di halte Cawang Uki menuju Krmat jati, interval waktu menunggu buswy arh PinangRanti sangat lama. Tak kurang dari 60 menit. Padahal penumpang makin memadat di halte Cawang Uki.Kendati menyengsarakan jiwa dn nurani, akhirnya sampai juga saya di Kramat Jati.

Dari pengalaman diatas adalah sangat wajar ketika para pemilik kendraan di jakarta enggan menggunakan busway sebagai alat transportasi mareka karena kondisi busway jauh dari harapan dan ekspektsi mareka.

Dari pengalaman diatas tampaknya keinginan pemprov DKI yang menjadikan busway sebagai transportasi publik warga adalah harapan yang muluk.

Tampaknya apa yang saya nikmati bersama busway selasa sore lalu membuktikan bahwa masih banyak PR dan tugas besar lainnya yang harus dicarikan solusinya oleh Ahok sebagai Gubernur DKI dalam bidang transportasi publik. Apalagi kalau berkeinginan menjadikan busway sebagai transportasi publik warga Jakarta.

Kalau tidak keinginan Ahok untuk mewariskan sesuatu yng berarti selama kepemimpinannya sebagai pemimpin di DKI hanyalah impian semata dan jauh dari asa untuk menjadikan busway sebagai transportasi publik warga jakarta.

Dan Jakarta kembali macet. Haruskah macet sebagai simbol Jakarta? Ayo Pak Ahok. Tuan bisa. (Rusmin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline