Lihat ke Halaman Asli

Mimbar Puan

Komunitas

Kemana Pemimpin Arab?

Diperbarui: 17 Juli 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@mimbarpuan

Kemana Pemimpin Arab?

Lebih dari 70 tahun rakyat Palestina menderita akibat serangan tentara Israel. Israel memang tengah berada pada posisi kuat, dan mereka terus menerus merebut wilayah Palestina hingga 85% luas keseluruhannya.

Akar masalah konflik yang terjadi di Palestina ada dua, yaitu internal dan eksternal. Secara internal, saat umat Islam terpecah dalam ikatan Nasionalisme, maka terjadilah perpecahan umat Islam di dunia.

Nasionalisme tidak bisa dipandang sederhana. Kemunculannya di dunia Islam merupakan bagian dari strategi penjajah Kristen Eropa untuk melemahkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Pada perang Salib yang berlangsung selama dua abad (1095-1291) telah memberi pelajaran penting bagi mereka bahwa umat Islam akan sulit ditundukkan jika hanya bertumpu pada kekuatan senjata.

Karena rahasianya terletak pada kekuatan aqidah. Oleh karena itu, penjajah mulai menyerang sisi pemikiran. Aqidah dilemahkan dengan adanya paham Nasionalisme. 

Adapun secara eksternalnya adalah penjajahan Israel yang telah di dukung oleh Negara penjajah yang sejak dulu telah berhasil memecah persatuan yang menimpa umat muslim dalam berbagai bangsa dan negara. 

Perpecahan ini dapat kita lihat bagaimana pemimpin Arab menanggapi genosida yang terjadi Palestina. Pemimpin Arab justru berdiri memihak penjajahan. Mereka tidak peduli darah saudara muslim mereka yang tumpah di tanah ribath yang semestinya mereka jaga. Karena, apa yang mereka pedulikan hanya kepentingan nasional. 

Terkait solusi, melakukan jihad mengusir bangsa penjajah Israel adalah jawabannya. Sebagaimana dahulu bangsa Indonesia telah mengusir penjajah belanda dari bumi pertiwi. Sebab penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. 

Namun lagi dan lagi, melakukan jihad tidaklah mudah karena umat Islam tidak ada yang memberikan komando karena terpecahnya ummat atas nama Nasionalisme. 

Sementara saat ini, para pejuang Palestina harus berjuang sendirian. Negri- negri muslim tidak mampu berbuat banyak. Jika kini tidak memungkinkan jihad langsung ke Palestina, maka teruslah opinikan duduk perkara yang sebenarnya mengenai Palestina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline