Lawan Patriarki dengan Matriarki?!
Pernahkah sobat puan mendengar istilah Matriarki? Mungkin istilah ini tidak asing bagi sobat puan semua. Karna seringkali Matriarki dibenturkan dengan istirlah Patriarki.
Matriarki merupakan sebuah konsep dimana perempuan yang memerintah, mendominasi, atau menjadi kepala atas keluarga, kelompok, atau negara. Dalam artian lain, perempuan bertanggung jawab dalam berbagai hal.
Betul, Matriarki merupakan kebalikan dari Patriarki dimana laki-laki ditempatkan sebagai seorang yang dominan. Laki-laki menjadi seorang yang lebih superior dibanding perempuan.
Dalam konsep Matriarki yang ditawarkan oleh kaum feminis adalah bukan menjadikan perempuan sebagai orang yang menguasai atau mengendalikan. Akan tetapi orang-orang mengikuti nilai keibuan seperti saling menghormati serta memelihara kehidupan alam, sosial, dan budaya.
Dilansir pada laman dadangoray.com yang memandang konsep Matriarki maupun Patriarki jika diterapkan pada masyarakat
Pada kedua teori tersebut, apabila salah satunya diterapkan pada sistem masyarakat. Hal apa yang bisa menjamin apabila potensi terjadinya diskriminasi gender terbalik? Perebutan kekuasaan antar perempuan, dan penolakan dari mereka yang menganut patriarki?
Yang menjadi pertanyaan berikutnya, apakah ketertindasan kaum perempuan itu murni disebabkan laki-laki? Atau terdapat faktor lain yang membuat kaum perempuan tertindas?
Para penggiat gender selalu menyatakan bahwa penyebab semua penderitaan perempuan adalah karena ketidaksetaraan gender. Karena itu solusi yang ditawarkan oleh mereka adalah mewujudkan kesetaraan gender dalam berbagai hal, sebagaimana yang banyak dirumuskan dalam konvensi dan konferensi sekarang ini. Mereka merancang peningkatan partisipasi perempuan dalam segala bidang, yang justru akan menjadikan nasib perempuan makin terpuruk. Karena program yang hanya mengikuti agenda global tanpa serius merumuskan akar masalah, tantangan dan kebutuhan negeri ini terhadap kualitas SDM-nya akan berpotensi kontraproduktif. Yang akan memunculkan masalah baru serta mengalihkan energi dan dana yang tidak sedikit.
Berbagai Penderitaan yang dialami perempuan sesungguhnya adalah cerminan cara pandang kehidupan yang tidak memberikan penghargaan dan perlindungan terhadap perempuan. Bahkan perempuan dianggap hanya sebagai komoditas dan obyek. Hal ini jelas menunjukan relasi yang salah antara laki-laki dan perempuan.
Apa yang sebenarnya perempuan butuhkan? Untuk menjadi SDM yang unggul dan mampu mencetak generasi pembangun peradaban yang cemerlang?