Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum Merdeka: Mengatasi Kesulitan Pemahaman Belajar pada Pembelajaran IPA di Malaysia

Diperbarui: 15 Januari 2024   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar oleh Ni'matul Choirunnisa

Pendidikan di SB An Nahdloh, Malaysia mengalami perubahan signifikan sejak diperkenalkannya Kurikulum Merdeka. Salah satu aspek yang mencuri perhatian adalah pendekatan terhadap Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), di mana siswa diharapkan untuk lebih mudah memahami dan mencintai mata pelajaran ini. Kurikulum Merdeka membawa serangkaian inovasi yang membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam dan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik. 

Pendekatan utama yang membuat Kurikulum Merdeka unik adalah pengenalan konsep IPA melalui pendekatan kontekstual, Konsep-konsep IPA disajikan dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa, membuatnya lebih mudah dipahami dan dihubungkan dengan pengalaman pribadi mereka. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami rumus dan teori, tetapi juga melihat bagaimana IPA berperan dalam kehidupan mereka. 

Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek, memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan konsep-konsep IPA dalam situasi nyata. Dengan melakukan eksperimen dan proyek-proyek kreatif, siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang sangat berharga.

Implementasi pembelajaran IPA selama masa KKNdik di SB An Nahdloh, Selangor yakni menerapkan pembelajaran di luar kelas. Siswa sering merasa bosan dan cenderung mudah mengantuk ketika diberikan materi menggunakan metode ceramah tanpa adanya aktivitas yang mampu membangkitkan minat dalam belajar, sebagai solusinya siswa diberikan kebebasan dalam memperoleh materi di luar kelas yang sesuai dengan tema pembelajaran. Pada materi bagian-bagian tumbuhan, siswa diminta berkelompok kemudian mencari tumbuhan yang memiliki bagian-bagian tubuh lengkap untuk dijadikan bahan presentasi sebagai suatu penugasan selama pembelajaran. 

Pembelajaran berbasis proyek menjadi inti dari Kurikulum Merdeka. Siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga menerapkannya dalam proyek-proyek yang menantang. Inilah yang membantu mengasah keterampilan praktis siswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia nyata dengan kepercayaan diri. Pemanfaatan teknologi juga menjadi kKurikulum Merdeka tidak hanya memfokuskan pada peningkatan pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis. Melalui eksperimen dan kunjungan lapangan, siswa dapat mengalami sendiri penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata, membuka wawasan baru dan menginspirasi minat mereka untuk menjelajahi dunia sains. 

Siswa dapat menjelajahi konsep-konsep dengan cara yang lebih dinamis dan interaktif, supaya dapat menggugah minat dan merangsang kreativitas. Pentingnya penilaian formatif dan kreatif dalam Kurikulum Merdeka juga menjadi landasan bagi evaluasi holistik kemampuan siswa. Ini bukan sekadar mengukur hafalan materi, melainkan melihat kemampuan siswa untuk menghubungkan konsep, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah secara kreatif

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya sekadar memudahkan siswa memahami IPA, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang siap menghadapi tantangan masa depan. Ini adalah langkah monumental dalam menciptakan generasi yang tidak hanya terampil secara akademis, tetapi juga memiliki daya saing dan pemahaman yang mendalam terhadap dunia yang terus berkembang.unci dalam Kurikulum Merdeka. Penggunaan perangkat lunak interaktif, simulasi, dan sumber daya digital memberikan dimensi baru dalam pembelajaran IPA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline