Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Mosaik yang Lahir dari Ar-Rahim dan Al-Kautsar

Diperbarui: 15 November 2020   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cdn.pixabay.com

Kesiur angin menyusup ketiak pepohonan yang dirimbuni kenangan. Jendela setengah terbuka dari rumah yang hanya dihuni masa silam, berkeriut balam. Menyiratkan aroma hujan. Menyuratkan pasal-pasal cuaca. Ketika rupa-rupa ingatan terhenyak sesempurna panorama senja.

Cahaya matahari jatuh di permukaan sungai yang beriak. Meneriakkan semboyan bertubi-tubi. Tentang secawan kopi, secarik mimpi, dan sisa-sisa keinginan harakiri. Terhadap sinapsis otak. Dari sinopsis sajak yang berombak.

Pokok-pokok kenanga menumbuhkan aroma kerinduan yang cuma bisa didapatkan dari riuh rendah rasa lelah. Ditiup lereng pegunungan dari kota-kota yang tertidur di peraduan mewah. Sementara desa-desa terbangun di tengah-tengah rasa gagap yang gundah.

Ini semua berasal dari lembah yang dibangun dalam mosaik antah berantah. Di suatu tempat nun jauh dari rahim fajar. Namun sangat dekat dengan Ar-Rahim dan Al-Kautsar.

Bogor, 15 Nopember 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline