Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Aku Lebih Memilih

Diperbarui: 14 Agustus 2020   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku lebih memilih, menanami remah matahari, pada engkau punya kedalaman hati. Daripada harus terjebak di musim dingin. Dari sorot matamu yang berangin.

Aku lebih memilih, menganyam rintik hujan, menjadi gerimis yang kesepian. Daripada harus menyaksikan taifun. Dari tatapanmu yang habis-habisan melanun.

Aku lebih memilih, memahat sisa cahaya purnama, dari rembulan yang telah mati lama. Daripada harus menjumpai kegelapan. Dari sudut netramu yang menjelma malam.

Aku lebih memilih, menunggangi buih ombak, dari lautan paling beriak. Daripada harus berdamai dengan daratan. Dari pandanganmu yang membuatku belingsatan.

Mungkin aku, hanyalah sepotong rindu. Nampak seperti kabut, di cuaca yang membatu.

Tapi aku, bukanlah pecinta yang bisu. Karena dari iris mataku, terlahirlah sajak-sajak yang sama sekali tidak terdengar gagu.

Bogor, 14 Agustus 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline