Ketika badai bertamu di pelataran tempatmu menanam masa lalu
Biarkan dia berpusar di sana
Tak perlu kau persilahkan duduk di beranda
Saat hujan menabuh keramaian di pintu pagar tempatmu melindungi bunga-bunga yang sedang mekar
Biarkan dia berorkestra di sana
Kau hanya perlu menyeduh segelas kopi
Lalu menikmati suguhannya dari serambi
Manakala sengatan matahari mengikuti kemanapun lebah-lebah sedang menari
Biarkan panggungnya adalah kenanga dan melati
Jangan kau usik dengan tegur atau sapa
Kau hanya perlu menajamkan kelopak mata
Saat nektar dan rasa manis hilir mudik dibawa
Jika kau merasa sunyi dari kejauhan mendatangi
Biarkan saja pintu dan jendelamu terbuka
Karena di setiap sunyi yang diterima dengan tangan terbuka
Ada terikut asa yang tidak lagi berahasia
Kau hanya perlu berdansa dengan pagi
Untuk mengingat seperti apa laiknya sebuah kehangatan
Kau hanya perlu berteman dengan ruang-ruang memori
Untuk melupakan sedih dan teruknya kenangan
Bogor, 9 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H