Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Seperti Matahari dan Hujan

Diperbarui: 1 Juni 2020   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dalam diam, keheningan membaca dirinya sendiri
mengeja sepi dan menuntun sunyi
ke sebuah tempat yang disebut wilayah kehilangan
dari berbagai macam percakapan
atas nama satu jenis kerinduan

Dalam gaduh, udara berjatuhan
luruh dalam perbincangan
orang-orang yang membicarakan cuaca
saling memutuskan untuk memilih pancaroba
sebagai lawan bicara

Karena perubahan seringkali
diperlukan untuk menciptakan ruang
bagi menyalanya percikan api
pada kedinginan yang paling mencekam

Seperti kedatangan matahari
dari tempat yang sama setiap hari
namun selalu memberikan kehangatan berbeda
bagi pagi, siang, malam, dan siapa saja

Seperti tibanya hujan
dari sudut langit yang berbeda ketinggian
tapi selalu menyediakan seteguk rasa sejuk
bagi kerongkongan yang tersayat oleh berita-berita buruk

Bogor, 1 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline