Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Serum-Bab 62

Diperbarui: 24 Mei 2020   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bab 61

Moscow, 55 45 21 N, 37 37 2 E
Bandara Sheremetyevo

Akiko dan Cecilia adalah dokter yang mumpuni. Tapi menghadapi seorang pasien yang bertaruh nyawa di atas pesawat tanpa peralatan lengkap dengan luka tembak di dada yang notabene adalah kawan sendiri membuat mereka panik. Terutama tentu saja Akiko.

Melihat wajah Andalas yang pucat pasi dan tekanan darahnya yang terus memburuk membuat wanita ini histeris. Praktis hanya Cecilia yang bekerja keras mencoba menyelamatkan nyawa Andalas. Akiko hanya terus menekan luka Andalas agar tak kehabisan darah sambil menangis tak putus-putus.

Perjalanan Grozny-Moscow bagi Akiko seperti perjalanan menuju neraka. Lelaki di depannya ini adalah seseorang yang termasuk menjadi rencana penting di kepalanya ke depan. Namun tubuhnya yang lemah dan mendingin membuat segala rencana itu berubah menjadi rencana kematian. Akiko tidak kuat lagi. Mengeluh pendek dan terguling pingsan.

Dokter Cecilia membiarkan saja Akiko pingsan. Dia hanya meminta agar Kapten Shinji dan Mualim Yoshido membaringkan tubuh Akiko di kursi dan menyelimutinya dengan selimut sehingga tetap hangat. Akiko sedang shock dan terpukul berat. Dia perlu istirahat.

Sesuai rencana, pesawat itu akan didaratkan di Moscow. Pilot pengganti yang berasal dari penumpang itu telah menghubungi Bandara Sheremetyevo bahwa ada beberapa penumpang yang terluka dan memerlukan ambulance dan perlengkapan darurat di bandara. Otoritas Bandara telah mengiyakan. Mereka telah diinformasikan kejadian Grozny oleh pihak keamanan Rusia. Mobil pemadam dan beberapa ambulance telah tersedia di dekat ujung landasan. Semua penerbangan untuk sementara ditunda.

Cecilia sempat mendapatkan kilasan berita dari Cathy.

Pasukan penyerang berhasil dilumpuhkan di Bandara Grozny oleh pasukan Rusia. Belasan dari mereka tewas, beberapa terluka, dan sisanya melarikan diri. Menurut sumber rahasia, orang-orang yang terluka itu mengakhiri hidup mereka dengan menelan pil sianida yang setelah diperiksa ternyata menjadi bekal semua orang. Tidak ada satupun yang bisa dimintai keterangan. Namun menurut sumberku, mereka dikonfirmasi adalah anggota militan OWC.

Berita yang sangat tidak nyaman untuk didengar bagi Cecilia. Apalagi kemudian disusul dengan pesan dari Dokter Adli Aslan.

Aku prihatin dengan pembajakan yang menimpa kalian. Aku harap Andalas tidak apa-apa. Aku telah menyuruh orang-orangku standby di Bandara Sheremetyevo untuk mengurusnya di sana. Sebentar lagi aku akan hearing di hadapan negara anggota. Khusus membahas mengenai Mosi Tidak Percaya mereka kepadaku.

Cecilia tidak sempat membalas pesan dari keduanya. Dia sibuk mengawasi Andalas. Tanda-tanda vitalnya terus menurun. Cecilia sangat berharap mereka segera mendarat di Sheremetyevo.

Para pramugari hanya terluka ringan sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Satu-satunya yang sedang menyabung nyawa adalah Andalas. Perkiraan Cecilia, peluru itu meleset sedikit saja dari jantungnya. Itu yang membuatnya tetap hidup. Tapi karena tembakan itu dari jarak yang sedemikian dekat, luka itu menjadi parah. Jika peluru itu tidak segera dikeluarkan, Andalas hanya punya harapan tipis untuk hidup. Cecilia menghela nafas panjang. Lelaki ini sangat berarti bagi MS-BA-30. lebih berarti lagi bagi Akiko yang masih terbujur pingsan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline