Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Serum-Bab 60

Diperbarui: 23 Mei 2020   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bab 59

Grozny, 43 18 45 N, 45 41 55 E
Wilayah Udara Rusia

Setelah menunggu beberapa lama dan tidak juga dibukakan pintu, Andalas tahu bahwa pilot di kokpit telah mengetahui bahwa kedua kawannya entah bagaimana telah tertangkap di kabin penumpang. Mereka harus bersiap dengan rencana selanjutnya. Pilot pasti akan mendaratkan pesawat di Bandara Grozny. Pemerintah Rusia pasti tidak akan membiarkan OWC melaksanakan rencana menyandera penumpang. Akan terjadi insiden internasional jika sampai hal itu terjadi.

Pilot itu pasti sudah melakukan kontak dengan kelompoknya di darat. Inilah yang mesti diantisipasi oleh mereka. Jangan sampai gerombolan itu berhasil menyerbu naik pesawat.

"Mereka pasti telah menyiapkan rencana cadangan. Posisi kita diuntungkan dengan tidak satupun dari mereka ada di kabin penumpang. Satu-satunya anggota mereka ada di kokpit dan dia tidak bisa kemana-mana. Kita harus mempertahankan posisi ini saat telah mendarat nanti. Sambil menunggu pergerakan pasukan Rusia yang pasti tidak akan berdiam diri."Andalas mencoba menganalisa situasi di hadapan kawan-kawannya dan juga beberapa orang penumpang yang punya keahlian sebagai pilot dan teknisi.

Akiko mengrenyitkan keningnya. Ada satu hal yang menganggu pikirannya sedari tadi.

"Tapi bagaimana jika pilot nekat menerbangkan pesawat ini ketika penyerbuan kelompoknya tidak berhasil menguasai pesawat? Bisa saja dia nekat dengan menerjunkan pesawat ini ke laut atau menghantamkannya ke perbukitan."jalan pikiran Akiko membuat semuanya bergidik ngeri.

"Begini saja. Rencana pertama begitu pesawat mendarat adalah mempertahankan diri dari serbuan yang hendak menguasai pesawat. Berbarengan dengan itu aku rasa beberapa penumpang yang punya keahlian sebagai teknisi pesawat, segera melumpuhkan pesawat sehingga tidak bisa terbang lagi. Entah dengan dengan cara bagaimana. Aku tidak tahu."Cecilia mengemukakan pendapatnya.

Mereka yang sedang diburu waktu malah terjebak dalam situasi tak terduga seperti ini. Sangat jauh dari Jenewa. Tempat Dokter Adli Aslan harus mengemukakan kesaksian sore ini di hadapan para anggota WHO yang menerbitkan Mosi Tidak Percaya.

Semua orang saling pandang. Lalu semua mata tertuju kepada dua pria paruh baya yang dalam pengakuannya sebenarnya sudah pensiun sebagai teknisi pesawat. Salah satu bernama Phil dan satunya lagi bernama Hasan.

Keduanya mengangguk nyaris bersamaan.

"Kami bisa mensabotase pesawat ini agar tidak bisa diterbangkan lagi begitu kita mendarat di Grozny. Tapi kami butuh waktu setidaknya 30 menit untuk melakukannya. Bisakah kalian mempertahankan pesawat dari serbuan orang-orang bersenjata itu nanti agar kami punya waktu yang cukup?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline