Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Ketika Ramadan Berpamit Muka

Diperbarui: 20 Mei 2020   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Menyalalah api!
Di dada yang sebeku tundra ini!
begitu jeritan seorang pengembara
kala terperangkap musim dingin
di suatu masa ketika angin memenjarakan ingin

Terbakarlah dinihari!
Di kesunyian kerajaan ini!
demikian teriakan seorang pengrajin mimpi
yang membawa khayalan beromantika
di tengah-tengah badai tak bermata

Bangkitkan matahari!
di kegelapan yang tenggelam hingga dasar hati!
terdengar geraman seorang penyintas
yang kehabisan batas jelas
antara lamunan dan lanunan
pada ketinggian malam yang merendah tak kelihatan

Tiga bait menyedihkan
bagi orang-orang yang kehilangan keramaian
saat percakapan demi percakapan
meniadakan vokal dan konsonan
hanya gumam-gumam yang lebam
di ujung pertigaan malam

Tiga bait menggembirakan
bagi orang-orang yang menemukan
api dinihari menyala seterang matahari
di dada dan hati mereka
ketika Ramadan berpamit muka
lalu pergi memunggungi sandyakala

Bogor, 20 Mei 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline