Perairan Arctic, 64 57 0 N, 19 0 0 W
Kapal Perusak Tidak Beridentitas
Andalas membuka matanya. Sekujur tubuhnya terasa sakit bukan main. Dia berada di sebuah ruang klinik kecil yang biasa ada di kapal. Meskipun telah diobati, namun kedua tangannya diborgol di ranjang.
Entah berapa lama dia pingsan di laut Arctic yang dingin sebelum speedboat pertama tiba dan menyelamatkannya. Terlambat sedikit saja, dia akan jadi fosil beku di laut yang sangat dingin itu. Atau terburuknya, dia menjadi santapan ikan-ikan pemakan daging di sana.
Setidaknya dia masih hidup. Meskipun Andalas tahu ini hanya sementara. Begitu mereka berhasil mengorek keterangan darinya, dia akan dibunuh juga pada akhirnya. Mereka menyelamatkan dirinya agar bisa memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai rencana Dokter Adli Aslan.
Andalas memiringkan tubuhnya. Meraih kancing di lengan bajunya dengan mulut lalu buru-buru membaringkan tubuh kembali karena terdengar langkah kaki mendekat.
Pintu besi terbuka. 3 orang masuk ruangan. Salah satunya wanita dengan pakaian khas seorang dokter dan 2 orang lagi berbaju militer.
"Bagaimana keadaan pembunuh itu dokter?"Suara berat bertanya.
"Sudah sangat membaik. Lelaki itu punya kemampuan fisik yang bagus. Saat ini tinggal memulihkan diri saja Komandan."Wanita berpakaian serba putih itu menyahut. Tangannya meraih lengan Andalas dan memeriksa detak nadi. Menempelkan stetoskop di dada lalu berkata kembali.
"Dia ini luar biasa Komandan. Seharusnya dia sudah terkena hipotermia dan menderita edema pada paru-parunya mengingat cukup lama dirinya terendam air sedingin lautan Arctic."
"Aku tidak heran. Menurut Sang Eksekutor, orang ini adalah salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia."Suara berat itu lagi.
"Jadi kapan kami bisa menginterogasinya dokter?"suara lain lagi. Ketus dan penuh nada mengancam.