Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Serpihan Cahaya di Malam yang Sempurna

Diperbarui: 7 Mei 2020   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Langit membuka jendela
selebar-lebarnya
membiarkan rembulan menampakkan wajah sempurna
agar bisa melipur lara
bagi orang-orang yang kesepian
dan melabur duka
untuk setiap sesi kepedihan

Malam yang berpurnama
adalah seri pembuka
dari babak demi babak bahagia
yang sedang dirumuskan ulang
menggunakan formula waktu senggang
ketika orang-orang menginginkan pulang
dan di tengah jalan
menemukan kembali kerinduan

Serpihan cahaya
menabur tak terhitung jumlah asa
di permukaan dedaunan
yang menyimpan begitu banyak kegelisahan
atas beberapa klausa
saat bumi berhasil menyembuhkan dirinya
dan langit menemukan kembali halamannya

Ini mungkin purnama kesekian juta
namun menjadi yang paling istimewa
karena nyaris semua orang menatap dirinya
lalu menyebutkan namaNya
tidak dengan mulut terbata-bata
atau mata berkaca-kaca
tapi dengan kedalaman ruang hati
hingga ke segenap lubang pori-pori

Duh, Gusti Ingkang Murbeng Dumadi
matur nembah nuwun kangge anugrah purnomo sidi
ingkang mboten nyalawadi

Bogor, 7 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline