Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Berdiam di Sudut Benak

Diperbarui: 14 April 2020   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Aku sedang kehabisan pranala
padahal aku ada
di halaman buku yang terbuka
aku ingin menautkan sedikit pesan
tentang kerinduan
yang pernah dirasakan Rumi
terhadap sekian banyak filosofi
yang dibuat saat dirinya, terperangkap sepi
namun dianggapnya sebagai
berwisata ke mata badai

Tapi aku tak kehabisan kata-kata
kali ini aku mendapatkannya
bukan dari tubuh hujan
namun dari kesaksian awan
yang berkali-kali menyaksikan
sekaligus mendengarkan
tembang-tembang Sunan Kalijaga
yang dinyanyikan Emha
secara sempurna

Bumi dan laut bukan milikku
aku tidak berhak mengambil satu buihpun ombak, untuk puisiku
namun aku meminta ijin
mengawani angin
pergi ke bait-bait yang kedinginan
dari rima-rima yang kesepian
untuk meletakkan sepotong matahari
dari sepenggal coretan Umbu Landu Paranggi

Aku sesungguhnya bukan penyair
aku hanya sedang mempelajari sihir
atas cipratan ludah
para pujangga yang kehilangan lidah
dan aku akan tertidur dengan nyenyak
berdiam di sudut-sudut benak

Bogor, 14 April 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline