Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Novel: Serum-Bab 3

Diperbarui: 25 April 2020   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Bab 2

Congo Basin, 0 0 0 N, 22 0 0 E (0, 22)
Basecamp-Golden Logging Timber Company

Basecamp induk perusahaan penebangan kayu itu nampak sibuk. Beberapa log loader terlihat mondar-mandir membongkar kayu dari atas puluhan logging truck berukuran besar yang sedang mengantri di logpond.

Suara debuman kayu-kayu besar yang terlihat segar karena belum lama ditebang terdengar seperti pagelaran musik heavy metal di panggung raksasa yang tidak berpenonton. Kayu yang berasal dari pedalaman hutan belantara di wilayah Congo Basin itu akan diangkut lewat barge raksasa ke industri pengolahan yang berada di kota Dolosi. Sebuah kota sentra industri pengolahan kayu yang berjarak sekitar 160 km dari Pointe Noire ibukota Republik Kongo.

Hutan di Congo Basin adalah hamparan hutan tropis terluas nomor 2 di dunia setelah Amazon. Banyak perusahaan penebangan yang beroperasi di surga kayu tersebut. Meskipun kebanyakan beroperasi secara legal namun pengawasan dari pihak yang berwenang sangat longgar sehingga terkadang pada prakteknya perusahaan tersebut menebang kayu di tempat yang tidak semestinya ditebang.

Di kantor basecamp yang terbuat seluruhnya dari kayu, terdengar ramai percakapan membahas rencana eksploitasi kayu di blok-blok yang diijinkan.

"Potensinya agak tipis di 5 blok yang tersisa tahun ini sir!" suara berat dari manager logging bernama Adisa memulai diskusi.

"Iya kemarin team cruiser telah turun ke basecamp. Dari hasil survey mereka tidak lebih dari 40 meter kubik per hektar yang akan kita dapatkan jika terus menebang di 5 blok tersebut." Suara lain menguatkan. Seorang manajer survey bernama Essien.

"Hmm, so what should we do gentlemen?" Kali ini pertanyaan yang jika dilihat dari nadanya adalah pengambil keputusan. Seorang pria Kaukasian setengah umur yang sering disebut Mister Bob. Orang Eropa yang telah malang melintang di industri kayu Kongo selama lebih dari 30 tahun.

"Sebelum berangkat sebulan lalu, saya sudah memerintahkan 1 team cruiser lain masuk ke blok sebelah sir. Dan ini jauh lebih menjanjikan. 100 meter kubik per hektar!" suara berat Adisa menimpali dengan sangat bersemangat.

Hening sejenak. Sepertinya 3 orang penting yang sedang berdiskusi begitu takjub mendengar angka potensi yang menakjubkan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline