Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Bertanya tentang Cahaya

Diperbarui: 6 April 2020   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

images.pexels.com

Aku bersua dengan kegelapan
bertanya jawab dengannya
tentang cahaya

"tubuhmu akan lenyap bila menjumpai cahaya. Apakah kau membencinya karena adanya dia kau menjadi tiada?"

Gelap memperlihatkan wajahnya yang pudar karena rembulan melahap perlahan rona mukanya.
Tak sedikitpun ada nada sesal dari bisikannya yang dikirim melalui angin dingin yang merangkaki sudut malam dengan langkahnya yang diam.

"bagiku, cahaya adalah kekasih yang tak pernah menyatakan cinta namun selalu ada ketika aku merasakan diriku terlalu banyak membutakan mata orang-orang yang sedang mencari jalan pulang sehabis senja."

Di para-para langit, dari celah-celah mendung yang berdesakan di satu tempat, potongan tipis cahaya rembulan, menyeruak dan sampai di benak. Di sinapsis otak orang-orang yang menyatakan secara membabi buta bahwa kegelapan adalah ruang-ruang kejahatan karena bersemak rahasia dan banyak menumbuhkan onak.

Aku tak hendak lagi bertanya tentang cahaya
di hadapanku, kegelapan nampak kehabisan kata
bukan apa-apa
itu karena raut mukaku ikut bermuram durja
padahal aku baru saja
telah mencuri purnama

Bogor, 6 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline