Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Almari

Diperbarui: 25 Maret 2020   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di setiap tingkap raknya
kau menyimpan ribuan kenangan
yang belum sempat
dijadikan sajak dan puisi
tapi seringkali
kau jadikan sebagai pagi
saat kau mulai membuka mata hati
untuk bercinta dengan matahari

Terkadang sebagian
malah kau putuskan menjadi malam
agar bisa menemanimu
mempigura dinding kamar
menjadi sebuah lukisan
sehingga kau punya kemesraan
yang tumpah di iris mata
dalam jalinan cerita
yang tak lagi berairmata

Pada sarang laba-laba
yang berdiam di sudut tergelapnya
kau menggambar labirin cahaya
namun kau belum mencoba
untuk mengembarainya
karena kau berkeinginan
terlebih dahulu berjumpa
dengan kerinduan
yang masih mencoba bertiwikrama

Almari adalah semesta
yang dikecilkan untuk sementara
sebelum setiap inchi barang-barang di dalamnya
masing-masing bercerita
mengenai apa saja
asalkan bukan tentang besarnya kerinduan
yang dimampatkan kericuhan
pada saat hujan
hanya sanggup membangkitkan kenangan
tanpa sepatahpun percakapan

Bogor, 25 Maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline