Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Cuaca yang Berharakiri

Diperbarui: 24 Maret 2020   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Hujan sore ini
dipenuhi pesan-pesan keras
melalui langit yang sedikit beringas
"berhentilah cemas, karena kau sesungguhnya masih berada dalam batas-batas para penyintas!"

Pada setiap lingkaran hujan
terdapat kata-kata
yang dijadikan daftar pustaka
bagi para pujangga
yang menemukan diri mereka
berada di antara celah
antara keyakinan, dan kemungkinan

Yakin bahwa sejarah sedang dituliskan
atas beberapa kemungkinan genosida
terhadap rasa tak peduli
yang sekarang jamak dikuasai
oleh teknologi

Yakin atas segala kuasaNya
yang membuat ini semua
sebagai peringatan
kepada manusia
akan kemungkinan predasi
dari bumi yang terus dianiaya, dan disakiti

Yakin terhadap ramalan
tentang keseimbangan
atas neraca yang terguncang
karena terlalunya banyaknya
kemungkinan jalang
dari pikiran kita, yang terus saja
mengatas namakan peradaban
tapi lupa beradab
lantas menjadi biadab
dan bermata gelap

Hujan sore ini
mungkin adalah cuaca yang sedang berharakiri
lalu membunuh mati
keinginannya sendiri

Bogor, 24 Maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline