Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Tidak dan Iya Teruntuk Hujan

Diperbarui: 4 Maret 2020   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Aku tidak butuh hujan!
teriakan kencang petani garam
disampaikan melalui punggungnya yang berkilat
disepuh matahari

Aku juga tidak butuh hujan!
gumaman keras para nelayan
yang sedang berteduh di bawah buritan perahu
berlabuh disangga tonggak-tonggak kayu

Aku sama sekali tidak butuh hujan!
Ia selalu membanjirkan ribuan kenangan!
kali ini datang dari seorang lelaki
dari sorot matanya terlihat begitu patah hati
----
Aku butuh hujan!
jerit seekor elang
yang menyisir bulu-bulu sayapnya
memakai tajam tipis partikel udara

Aku juga butuh hujan!
Seorang petani berkata tegas sembari mencangkuli pematang
pada mata cangkulnya banyak bekas luka
sebanyak gurat lelah urat-urat lengannya

Aku sangat membutuhkan hujan!
sergah seorang perempuan
pandangan matanya menyatu dengan gerhana
ia sudah lupa seperti apa bentuk purnama

Jakarta, 4 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline