Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Dinihari yang Monoton dengan Layar Monokrom

Diperbarui: 5 Maret 2020   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Ini bukan lagi tentang aku
atau cerita tentangmu
tapi tentang kisah-kisah yang lama membatu
di antara artefak hujan yang tak lagi kusebut hujan
pada situs-situs senja yang enggan nian kunamakan senja

Kisahnya kemudian
melaju seperti kereta jarak jauh
yang kehilangan masinisnya
dan lupa di mana stasiun berhentinya
terus berjalan
seperti potongan paragraf panjang
dalam cerpen-cerpen percintaan

Kisah tentang dinihari
yang telah lama kehilangan penonton
dan hanya ditemani tubuh sunyi
terus saja bergulir secara monoton
dengan layar monokrom

Aku sendiri
adalah penonton yang tak pernah membeli tiket
barang selembarpun
selalu saja pergi
tidak untuk melarikan diri
tapi hanya bersembunyi
di tempat yang lebih gelap dari hitam
di sebuah ceruk yang dinamakan lebam

Aku mengaku
bahwa dalam kisah itu
aku adalah batu
yang tak bisa dihanyutkan waktu
nyaris selalu, gagu dan kelu

Jakarta, 5 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline