Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Menulis Apa Saja yang Penting Kamu tak Patah Hati

Diperbarui: 29 Februari 2020   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Sebenarnya aku ingin menulis cerpen yang bisa memporak-porandakan tatanan norma. Yaitu dengan menampilkan seorang wanita yang patah hati lalu membunuhi kunang-kunang yang mengerubungi retina matanya.

Tapi aku tak bisa. Aku lelaki yang dilahirkan dalam seni romansa. Tak mungkin aku menjadi herbivora yang tiba-tiba memangsa hyena.

Aku beralih pada keinginan menulis novel yang sejak mulanya bercerita tentang bahagia dan di akhirnya berjumpa dengan keping-keping marabahaya yang menyeret tokohnya menjadi sandyakala. Atau menjadi hujan yang disertai petir pada setiap seringainya.

Tetap saja aku tak bisa. Bahagia adalah frasa absurd yang sulit dicari. Aku tak mungkin membiarkan para pembacaku bunuh diri hanya karena tersedak ular beludak di akhir cerita yang bukan tentang harakiri.

Lantas aku menuliskan saja puisi-puisi yang berkisah tentang kamu, realita, dan mimpi. Perempuan yang hidup di kelopak anggrek bulan, sering meratapi hujan, dan juga bercita-cita menanam rembulan.

Kali ini aku sanggup melakukannya. Mudah saja. Aku tak ingin kamu patah hati. Lalu tiba-tiba menyuruhku menjadi sosok fiksi.

Bogor, 29 Februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline