Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Situs Reruntuhan Hujan

Diperbarui: 28 Februari 2020   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Reruntuhan malam dibangun oleh
keping-keping gelap yang berusaha melindap
ketika hanya sedikit mata hati
mencoba menekuri dinihari
dengan menjahit matanya
dan membebat mulutnya
berhenti melihat
tak lagi berbicara
sehingga hujan yang datang
hanya didengarkan
sebagai kidung yang dinyanyikan kemalaman

Reruntuhan hujan
di aspal, trotoar, dan selokan
adalah bagian dari iklan
bagaimana seharusnya, menjadi omnivora
yang bersahaja

Situs reruntuhan hujan
ditemukan, nyaris setiap kali
langit jatuh cinta, lalu patah hati
kemudian sisa hari, dieskavasi
oleh siapa saja yang merasa
jatuh cinta, lalu patah hati
dan tidak untuk siapa saja
yang menganggap penggalian makna
sebagai kegiatan rongsokan
atau peristiwa, yang tidak perlu diistimewakan

Menemukan hujan
di sela-sela hari yang panjang
ibarat penemuan, artefak kuno
yang bercerita tentang
kelahiran yang direncanakan,
perjalanan yang melelahkan,
dan kematian yang dipastikan

Jakarta, 28 Februari 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline