Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Antonim yang Difragmentasi

Diperbarui: 28 Februari 2020   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

1) Sajak-sajak hujan dan kemarau adalah
puing-puing romantisme
yang coba dikumpulkan
oleh orang-orang malang yang kesepian
sebab pergantian musim
selalu membuat mereka
kehabisan percakapan

2) Syair-syair yang mengalir
di kala pagi dan senja
merupakan ejaan yang tak pernah
bisa sempurna
karena semua itu tak lebih dari
fase waktu yang berlari
dengan wajah yang sama
nyaris setiap harinya

3) Bait-bait puisi
menjadi pisau yang mengiris
pergelangan tangan
dari orang-orang yang berusaha keras
menyeduh kopi dan anggur
sebagai tempat melarikan diri
dari sunyi dan belati

4) Kata demi kata, berikut majasnya
disusun dari keinginan, dan kematian
seperti cuaca, yang selalu berubah
setiap detiknya,
hujan dan kemarau berada
di antara keduanya
karena sama-sama, membangkitkan nyawa
sekaligus meluruhkannya.
Sedangkan pagi dan senja adalah ruang
yang dipakai untuk perjamuan
dari irisan-irisan kecil, sepi dan mimpi
lalu dihidangkan
dalam secangkir besar kopi

Jakarta, 28 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline