Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Belajar

Diperbarui: 12 Februari 2020   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Aku belajar dari Rendra
bagaimana cara mengepakkan sayap
yang patah dengan bulu terbelah-belah
melawan angin kencang
di musim ketika kupu-kupu Monarki
menempuh perjalanan panjang
agar bisa menemukan
tempat kelahirannya

Aku belajar dari Emha
bagaimana menjadi berdaulat
atas diri sendiri
dengan bergumam pelan
di tengah ramai kerumunan
dan berteriak setegas serigala
di antara kesepian purnama

Aku belajar cinta
dari Gibran yang patah hati
dengan mentertawakan rasa pedih
dan merubahnya menjadi lawakan sederhana
di panggung-panggung sempit
yang disebut rasa sakit

Tapi Rumi,
menyuruhku bersembunyi
dan jangan kembali
sebelum aku paham
apakah sepotong malam
jauh lebih menyenangkan dengan ribuan bintang
atau lebih menenangkan
dalam total kegelapan

Aku bukan belajar untuk menjadi mereka
aku justru belajar tidak menjadi mereka
karena aku ingin menjadi elang
yang terbang seenaknya,
kemudian melepaskan keinginan untuk merdeka
karena aku ini, koloni yang dijajah kata-kata
lalu patah hati, sesuka hati
dan tak perlu bersembunyi
dari apapun juga, karena malam bagiku
bukan tentang bintang, atau bahkan kegelapan
namun, penggalan masa
yang berani menyimpan rahasia
demi asa esok harinya

Jakarta, 12 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline