Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Hanya Butuh Satu Cinta

Diperbarui: 8 Februari 2020   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang pernah mengatakan
kau hanya butuh satu cinta
untuk menganggap dirimu ada
di dunia, yang saat ini
begitu gemar memproduksi kepahitan
sebagai judul iklan

Kau hanya perlu satu cinta
untuk menembus kabut
dari jalanan yang dipenuhi lumut
di dunia, yang sekarang
terlalu bahagia hanya dengan mendengar
berita-berita di layar televisi
bahwa kesedihan telah lama mati

Kau bisa mendapatkan satu cinta
pada satu malam yang sepi
dengan berjalan di pinggiran kota
lalu menyaksikan gerbong-gerbong kereta
melintasi sawah-sawah
pematang dan galian
dan kau menemukan harapan
berada pada
lokomotif paling depan

Kau bisa saja menyusuri
jejak-jejak hujan, sore tadi
lantas menemukan cinta, di perempatan sepi
ketika sorot lampu redup
menjatuhi sudut trotoar yang gugup
karena masih saja ada pejalan
yang tersaruk-saruk pulang
tanpa pernah memperhatikan
lubang-lubang kenangan
yang disamarkan genangan

Hanya butuh satu cinta
untuk membuat rangkaian narasi
menjadi seorang permaisuri,
dari kata-kata, yang menjadi maharaja
di sebuah kerajaan
yang wilayahnya meliputi
sepotong hati dan beberapa bait puisi

Jakarta, 8 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline