Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Drama Epik dengan Skenario Pelik

Diperbarui: 24 Januari 2020   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Kabut tebal
yang mengaku dirinya adalah iris mata
dari senja yang terlahir istimewa
turun perlahan
di kaki bukit yang kesepian

Matahari yang tinggal setipis kulit ari
tenggelam di sudut langit
yang tersenyum rapuh
menyaksikan sisa-sisa hujan habis runtuh
dan kini tertinggal
dalam sejarah satu hari lagi yang tanggal

Cemara di sudut halaman
menjatuhkan sekian ruas ibu jari
dari daunnya yang berujung duri
ke tanah yang mendingin
ditimpa kebasnya udara
yang anginnya bermatian

Serumpun bunga
entah namanya apa
menundukkan tangkainya yang melayu
bersimpuh di hadapan masa lalu
ketika dirinya masih berupa benangsari
menunggu lebah dan kupu-kupu
membawakannya putik yang jatuh hati

Dalam rangkaian kisah drama epik
saat skenarionya ditulis dengan begitu pelik

Bogor, 24 Januari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline