Pada sebuah senja. Ketika potongan terakhir matahari. Tergelincir di tangga cuaca yang berlumut. Oleh licinnya tubuh kabut. Warna-warna bahagia berlomba. Menyusuri iris mata. Siapa saja.
Sandyakala berubah menjadi panggung terbuka. Bagi sebuah pertunjukan. Kemewahan dan kemurahan. Warna-warna mewah yang sanggup menggradasi rasa lelah. Dan kecantikan alami yang hanya bisa didandani oleh Sang Maha Pemurah.
Mendung-mendung tipis berlaluan. Seperti lalu lintas jarang di hari yang begitu lengang. Menyaksikan warna bahagia menjadi sampul buku. Di perpustakaan yang senggang dari ramainya masa lalu.
Bahagia sedang berbunga. Mekar di pelupuk airmata. Ketika seorang perempuan memastikan sandyakala. Tak lagi menyinggahi separuh hatinya. Pada sisa almanak yang dipajang di beranda.
Bogor, 11 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H