Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Aku Mengira Kamu Amnesia, Kamu Menganggapku Euthanasia

Diperbarui: 5 Desember 2019   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tiba-tiba saja aku ingin sehangat matahari. Datang di suatu pagi yang tentu adalah kamu. Lalu menyapa dengan sentuhan selembut angin pada dedaunan yang membuatnya sanggup berfotosintesa. Sementara di ketiaknya, seekor kupu-kupu sedang bertapa. Menjalani serangkaian kisah metamorfosa.

Tapi kamu sedang amnesia. Kamu lupa aku siapa. Kamu hanya bisa mengenaliku lewat sebuah buku. Dengan judul hipotermia waktu. Sebuah fase menunggu yang akhirnya terpenggal habis oleh beku.

Mendadak aku menjadi sedingin kabut mati. Di sebuah sudut pagi yang tentu adalah kamu. Aku sama sekali tak ingin bercakap-cakap. Sediam angin yang terkurung di tengah mata badai. Aku mengacuhkanmu seperti sepotong roti terhadap selai yang belum dikeluarkan dari dalam almari.

Dan kamu tetap amnesia. Kamu tidak lupa aku siapa, tapi kamu enggan menganggapku ada. Kamu melihatku sebagai sebuah buku. Dengan judul euthanasia masa. Sebuah fragmen penghakiman bagi kematian rasa.

Lantas pikiranku sekebas linimasa yang tak punya batas. Aku menjadi kata-kata mutiara yang masih berada dalam cangkangnya. Belum sama sekali dituliskan. Bahkan dibiarkan tenggelam di sudut lautan paling dalam.

Tak bisa ditemukan.

Kutai, 5 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline