Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Jadilah Saja Senja!

Diperbarui: 8 November 2019   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tak perlu menjadi serigala. Untuk memecah kesunyian malam, di pelataran rembulan, menggemakan lolong peringatan, bahwa menjadi patah hati itu tidak butuh perincian.

Cuma perlu secarik kertas, sebatang pena, dan retakan kaca. Tuliskan di sana tentang sajak-sajak tua yang belum pernah sama sekali melukai tuannya.

Tak perlu menjadi dinihari. Untuk menjadi sepi, melintasi batasan bunuh diri, akibat cedera parah di hati. Jadilah saja seorang pejalan yang tersaruk-saruk, mendatangi tempat-tempat buruk. Maka luka berdarah dalam hatimu tak akan meruyak dan semakin teruk.

Di tempat-tempat itu kau akan menjumpai perihal gagal dan perkara sundal yang jauh lebih janggal. Kau akan tahu betapa cedera itu tak sampai menjadikanmu seorang kanibal. Mengunyah habis semua khayal mengenai dunia yang baik-baik saja. Padahal sebenarnya hampir di semua sudutnya siap menerkam apa saja. Dengan segala cara.

Tak perlu menjadi tabib. Untuk menyembuhkan rasa sakit, menelan semua yang pahit, lalu berharap matahari segera terbit, akibat dari luka yang tak sempat dijahit, sangat membutuhkan berkas cahaya, agar tak tertutup kegelapan yang merajalela. Dari luka dan duka yang rajin bertamu. Membawakan buah tangan beberapa ikat sembilu.

Jadilah seorang pelanun yang berbahaya. Mengitari segala samudera, menghampiri setiap bahtera, lalu menyamun semua airmata yang ada di dunia. Memahatnya menjadi arca, kemudian dipajang di museum-museum yang ada, mengumumkan bahwa airmata adalah benda purbakala, bagian dari sejarah yang gelisah, potongan dari hikayat yang resah. Tak perlu dipikirkan, apalagi hingga membuat retina berantakan.

Pada akhirnya jadilah saja senja!

Kau akan selalu berpikir tentang kepulangan. Usia bukan lagi untuk dolanan. Namun lebih tepat jika dijadikan bahan bacaan. Di buku-buku yang mencantumkan tentang frasa kebaikan dan fase kematian. Pada setiap halaman.

Jakarta, 8 Nopember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline