Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Perpustakaan

Diperbarui: 31 Oktober 2019   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di dalam himpunan sajak yang bercerita tentang kata tidak, masih terdapat harapan yang mengambang setelah sebagian iya menghilang.

Di antara riuh rendah anak-anak sastra yang memberontak terhadap majas dan rima, masih ada sisa-sisa kata yang setia kepada hujan dan senja bahkan ketika kopi mulai kehabisan kafein dan meruntuhkan sebagian adrenalin.

Di sela-sela rayuan tak putus-putus dari ribuan puisi pada antrian panjang patah hati, masih tersisa kekuatan cinta yang mampu menyaingi cahaya matahari. Di pagi yang selalu mengamini ritual embun bunuh diri.

Di tumpukan buku-buku yang telah berkali-kali dibuka namun tak sempat terbaca, pasal-pasal di dalamnya menguap seperti koma yang tak pernah menemui titiknya. Selalu berada pada alamat yang berbeda kecuali jika sedang bersama dalam panjangnya jeda.

Semua berada di rak-rak almari yang dipajang di perpustakaan. Tempat paling tepat untuk menyimpan sekian banyak riuh rendah perjalanan. Dari semenjak perayaan keberangkatan, hingga tiba saat dirgahayu kepulangan.

Bogor, 31 Oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline