Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Mematuki Bangkai Ibu Pertiwi

Diperbarui: 25 September 2019   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Mencandai pagi di emperan negeri Sulawesi
menyaksikan embun masih menari-nari
menyisakan tarian hujan tadi malam
saat berdansa dengan berita-berita kelam
di layar televisi
tentang anak-anak muda yang sungguh berani mati
demi negeri agar tak lagi dikebiri
oleh para pelanun yang mengasah belati
di saat hendak kehilangan kursi
lalu bergegas melarikan diri
banci!

Kalian dipilih bukan diundi
tidak semestinya kalian menggadaikan harga diri
sudah seharusnya kalian malu pada air liur yang terlanjur tumpah
saat berbusa-busa mengucapkan sumpah

Kalian adalah wakil yang dipercaya untuk menjadi tuan dan puan
tidak semestinya kalian bertingkah seperti sekawanan serigala kelaparan
melolong-lolong menyedihkan
ketakutan ditinggalkan rembulan

Kalian duduk di sana bukan karena hadiah
tidak semestinya kalian menjadi pengecut yang payah
kalian adalah orang-orang pintar
tidak seharusnya kalian menjelma menjadi serombongan burung Nazar

Mematuki bangkai negeri ini
bahkan di saat ibu pertiwi belum mati
sungguh kalian ini
tak lebih dari sekumpulan orang-orang banci!

Pasang Kayu, 25 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline