Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Negeri Tulang Belulang (Silva Predonum)

Diperbarui: 23 September 2019   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desi Suyamto's Properties

Negeri Tulang Belulang (Pulau Neraka)

Ran melompat turun dari cabang terakhir. Matahari sudah naik sepenggalah. Saatnya memulai pencarian. Perbekalan di ranselnya bisa bertahan untuk 1 hari. Setidaknya. Dia bisa mengikuti metode jungle survival untuk bertahan hidup setelahnya.

Hutan di depannya ini memang nampak misterius. Lebat, hitam, dan menyeramkan. Sudah berapa lama ketiga temannya terjebak di dalam sana? Apakah mereka masih hidup?

Ran tidak mau berpikir lebih jauh lagi. Apa yang ada akan dijalaninya. Apapun nanti hasilnya. Dengan langkah mantap Ran memasuki hutan. Pepohonan di hutan ini jauh lebih besar dibanding belantara biasa. Auranya sangat tidak biasa. Seolah ada ribuan mata yang sedang mengintai dan siap setiap saat menyergap bagi siapa saja mangsa yang lengah.

Bulu tengkuk Ran meremang. Petualang yang juga seorang dokter ini mulai memperhitungkan langkah-langkah antisipasi. Apa yang harus dilakukannya jika bertemu binatang buas. Menyelamatkan diri dengan cara bagaimana. Apa saja yang bisa dimakannya jika dia kehabisan bekal. Dan tentu saja di mana nanti dia akan bermalam bila belum bertemu teman-temannya saat malam tiba.

Melalui matanya yang awas dan telinganya yang terlatih, Ran berusaha menangkap sekecil apapun pergerakan dan suara di sekitarnya. Makin lama hutan ini makin gelap. Cahaya matahari tidak sepenuhnya mampu menembus lebatnya kanopi pepohonan raksasa. Ini kurang lebih saja dengan petang, pikir Ran agak masgul.

Meskipun bukan ahli biologi, namun sebagai seorang dokter, Ran melihat banyak sekali keanehan pada vegetasi yang ada dalam hutan ini. Sudah berkali-kali dia menjalani ekspedisi, di berbagai belahan bumi, belum pernah dia menemui jenis-jenis yang seperti ini. Diam-diam Ran tersenyum. Seandainya ada ahli botani di sini, pastilah dia akan menari-nari saking girangnya melihat jenis-jenis baru yang tidak pernah dijumpai.

Senyum di wajah Ran pupus seketika. Dia melihat sesuatu yang sangat ganjil di hadapannya. Di bawah pohon yang mirip Beringin tapi bukan karena daunnya sangat lebar dan dari batangnya keluar getah yang bergumpal, nampak tumpukan tulang belulang. Ya ampuun! Ran ragu-ragu untuk mendekat.

Tapi setelah dirasakannya situasi cukup aman dan tidak ada tanda-tanda binatang buas di sekitar situ, Ran mendekat juga karena penasaran.

Ah benar! Ini tulang belulang yang masih cukup baru. Belum berusia lebih dari semalam. Masih segar! Ran tercekat hatinya! Jangan-jangan....

Dibuangnya semua pikiran buruk yang berkecamuk. Dia adalah seorang dokter. Semua hal harus dipastikan. Dan Ran melakukannya. Memeriksa tumpukan tulang belulang itu dengan seksama. Ran menjadi agak gugup. Di antara tumpukan tulang itu terdapat juga tulang belulang manusia. Ya ampuun!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline