Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Pemangsa yang Sempurna

Diperbarui: 14 Agustus 2019   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

setangkai pagi, mekar dengan sendirinya
di sebuah kota hiruk pikuk
dengan para penghuninya yang kikuk
berlomba-lomba
menaiki tangga kereta, membuka tingkap bus kota
membelah bermulanya keramaian
namun kehilangan semua percakapan
hanya nampak rencana-rencana bersliweran
di mata mereka yang kehilangan tatapan

kota adalah makhluk murka yang tak mengenal tata krama
semua ditimbang menggunakan neraca
jual-beli, untung rugi
tanpa tawar menawar lagi

bagi orang-orang proletar
hidup di kota adalah bernafas dengan halilintar
selalu membuat hati gentar, tubuh gemetar
apakah akan hangus terbakar
atau terhindar dengan cara memasang muka sabar
mengelus dada dan berkata
; ini hanyalah sebuah prakata sederhana
dari keseluruhan buku yang harus dibaca
bertahan bukanlah pilihan
namun jelas-jelas sebuah keharusan

kota adalah predator yang sempurna
bagi mereka yang merasa dirinya mangsa
kota juga adalah lubang raksasa
yang akan menelan segalanya
bagi mereka yang mudah putus asa
namun sesungguhnya kota juga adalah ulama
yang mengajarkan banyak filosofi
bagaimana meraih mimpi
tanpa harus membunuh dirinya sendiri

Jakarta, 14 Agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline