Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Eskapisme Sandyakala

Diperbarui: 11 Agustus 2019   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Gagal menyiangi langit
dari rerimbunan awan, yang masih enggan menurunkan hujan
sandyakala kali ini, memilih melarikan diri
ke tempat paling sepi, di ujung bumi

Di antara rasa sesal, dan keringnya asa
sandyakala, menemukan jejak aurora
menari-nari di angkasa, kutub utara
di antara, roman muka langit yang begitu sempurna

Ada kerinduan sesungguhnya
kepada apa yang menjadi haknya
sore hari beraroma melati, atau pelangi terakhir hari ini
jika saja hujan tak terlalu jauh menepi

Ada kesedihan sebenarnya
bila mengingat apa yang telah dihilangkannya
burung-burung penyanyi yang tergesa-gesa ke sarang
dan anak-anak kecil bermain bola dengan riang, yang lalu terburu-buru pulang

Eskapisme sandyakala
adalah kematian sederhana
dari cuaca yang nyaris putus asa, mengendalikan dirinya
karena lubang di langit, terluka menganga
sedangkan bumi, semakin cepat meresponnya dengan duka

Bogor, 11 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline