Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Bicara Kesepian

Diperbarui: 30 Juli 2019   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sesungguhnya matahari terbit hanya untuk mematahkan mantra-mantra kegelapan yang dirapal oleh orang-orang kesepian. Mereka ingin malam selalu ada di samping mereka. Dalam kegelapan, kesepian mendapatkan rumah yang tepat untuk bersuka cita.

Apakah kesepian memang dibuat untuk orang-orang yang patah hati? Kemudian memparadekan kemewahan bunuh diri?

Atau apakah kesepian hanyalah sebuah kosakata yang sengaja dibuat oleh para pujangga agar bisa dikoloni semaunya dalam puisi-puisi mereka yang rata-rata terdengar murung? Sehingga para pujangga itu terselamatkan dari keramaian para perundung yang menuduh mereka selalu mengirimkan pesan-pesan tentang mendung?

Entahlah. Yang jelas kesepian adalah sebuah suasana yang nyaris tak bertuhan. Suara-suara yang timbul hanyalah bunyi nyaring dari kekosongan. Dan buku-buku yang dibaca adalah buku-buku tentang maut dan perpisahan.

Bicara tentang kesepian adalah bicara mengenai langit yang kehilangan warna biru, atau laut yang dipisahkan dari terumbu, atau seorang kekasih yang mengutuk cintanya sendiri menjadi batu.

Bicara tentang kesepian sebenarnya sangat menyenangkan. Karena dari situlah kita tahu seharusnya di mana koma mesti diletakkan, juga di waktu seperti apa titik semestinya dinoktahkan.

Dan kita bisa mengakhiri kesepian.

Dengan cara menemukan kembali percakapan.

Pekanbaru, 30 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline