Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Mengajari Cinta Menjadi Dewasa

Diperbarui: 22 Juni 2019   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Saya mengingat semua perhitungan tata waktu perjalanan cinta sekuat saya berusaha mati-matian di pelajaran matematika. Memusingkan tapi juga sekaligus memuaskan jika berhasil memecahkan formulanya yang membuat sakit kepala. Yaitu bagaimana kita memberi luapan kasih terhadap kisah cinta yang terkadang banyak dipeluhi keluh kesah. Juga menahan pernik-pernik ricuh yang seringkali menimbulkan kisruh. Untuk mencegah semuanya agar tidak runtuh.

Perjalanan cinta ini tak ubahnya ilmu fisika. Memiliki momentum yang mengikat kuat dan juga menggelincirkan saat simpulnya kehilangan perekat. Banyak tekanan yang disebabkan oleh gaya sentrifugal dari perihal gagal. Yaitu upaya-upaya yang kandas di tengah jalan akibat pikiran bebal.

Pada sebuah rantai karbon dalam ilmu kimia, cinta menyusun rangkaiannya tidak cuma dengan C dan H. Ditambahkan pula dengan huruf-huruf yang tidak nampak namun ikut dicetak. Yaitu huruf-huruf yang menggalang kekuatan. Bukan huruf-huruf yang melemahkan ingatan.

Sejarah harus dipelajari dengan sebenar-benarnya. Karena dalam pelajaran ini cinta menemui simpang dan tikungan bagaimana perjalanan mesti dilalui dan dituliskan. Lantas kemudian dimonumenkan. Tidak ada kata berhenti. Karena waktu tidak mengenal kata ini sama sekali.

Menyusun kurikulum untuk mengajari cinta supaya beranjak dewasa memerlukan sebuah pendulum. Ujungnya selalu menyentuh angka-angka. Di mana kita meletakkan hati dengan sebaik-baiknya cara.

Sampit, 22 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline