Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Igauan Liar di Altar Malam

Diperbarui: 12 Mei 2019   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Malam tanpa rembulan
tumpah di tempayan
bercampur sedikit air hujan
diaduk kuat oleh kenangan yang mencekam
seperti rama-rama yang terjebak lubang hitam
muram

Langit tanpa beranda
menumbuhkan bunga-bunga kapas yang melayang di udara
putih, pucat, dan saling terikat
mengumpulkan amanat demi amanat
dari rasi bintang mengenai ramalan
tentang ingatan dan harapan
lebam

Dosa-dosa dalam keranda
diusung bersama doa-doa
menjumpai malaikat dan cacing tanah
bersimpuh pasrah atas ruhnya yang berserah
bersedia mendengar semua tanya
yang belum tahu seperti apa cara menjawabnya
sungguh nestapa

Igauan dan gerutuan liar
dalam tidur yang diselingi gumaman nanar
atas mimpi-mimpi yang terbengkalai
setelah diruntuhkan seribu badai
sedangkan seribu asa belum habis disemai
pada perjalanan yang masih jauh dari usai
kusut masai

Malam kini memiliki beranda
yaitu langit yang merasa berdosa
atas doa-doa yang terperangkap awan
menunggu hujan
agar kembali bisa diterbangkan
menuju satu-satunya Pemilik rembulan

Bogor, 12 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline