Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Perkara-perkara Makar yang Terlihat Samar

Diperbarui: 11 Mei 2019   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Langit membentuk lereng pendakian tersulit, manakala penghuninya adalah awan hitam serupa kapulaga, cekat dan pahit.

Dentang lonceng di kepala menyampaikan rasa sakit, atas kerinduan begitu rupa yang menyerupai sandyakala, meremang dengan garis-garis merah yang begitu rumit.

Sebuah suasana yang digambarkan oleh petang pada saat setetes air menjatuhi bibir, menyusuri kerongkongan, dan sampai di savana yang bertumbuhan di ruang-ruang pencernaan.

Berbukalah dengan yang manis. Artinya jangan membatalkan puasa dengan kenangan yang diiris-iris. Itu tak akan mengenyangkan. Hanya akan membuat benak berkelindan dalam drama yang menyakitkan.

Duduklah di beranda yang di setiap sudutnya dipenuhi vas-vas bunga. Wanginya cukup untuk membuatmu membebat luka yang meruyak menganga. Atas segala rudapeksa dari pikiran yang dipaksa mengembara ke tempat-tempat yang telah silam. Di mana kau hanya akan menjumpai coretan-coretan kelam di helaian kertas buram.

Nikmatilah nyaris separuh rembulan yang tersingkap mendungnya. Di sana, kau akan menemui pemandangan istimewa ketika cahayanya yang sumir menyampaikan pesan sederhana;

Pada setiap kelelahan yang ada, selalu saja terselip harapan akbar yang tak akan memudar hanya karena sosoknya terlihat begitu samar. Disembunyikan memar dari pikiran-pikiran makar atas banyak perkara yang tak bisa diudar.

Bogor, 11 Mei 2019  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline