Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Setiap Detik Selalu Berharga

Diperbarui: 31 Maret 2019   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Setiap detik selalu berharga, bagi orang-orang yang menghabiskan waktu dan ruang di jalanan, untuk selonjoran di dipan tua meski banyak tumbilaknya.

Tak ada detik yang terbuang, bagi orang-orang yang melautkan dirinya pada badai, untuk menarik nafas sejenak di pantai yang lengang.

Detik demi detik sangatlah berarti, bagi orang-orang yang menyusut keringatnya hingga dinihari, mengumpulkan keping demi keping uang recehan, agar sampai di pintu rumah sambil membawa kembang-kembang senyuman.

Detik-detik di hadapan adalah harapan. Setelah tertinggal di belakang menjadikan dirinya masa silam. Berlarian mengejar seperti bayangan. Sampai nanti ketika cahaya matahari hanya bersisa reruntuhan.

Saat detik-detik diberangkatkan, saat itulah waktu memulai perjalanan. Menyinggahi lima perhentian; 1) sebelum fajar tenggelam di cakrawala, 2) sebelum kepala tepat menginjak bayangannya, 3) sebelum senja membagi-bagi temaramnya, 4) sebelum petang benar-benar menghilangkan cahaya, dan 5) sebelum kegelapan yang sesungguhnya dinobatkan menjadi raja.

Juga sebelum kematian menjadi puncak dari segala perkara.

Bogor, 31 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline