Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Sepotong Malam dan Pagi yang Berpuisi

Diperbarui: 6 Maret 2019   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sepotong malam, melakukan perjalanan
membawa bintang-bintang, berikut kegelapannya
menuju persinggahan pagi, untuk menyelesaikan mimpi

Di pagi yang berpuisi, malam disimpan dalam almari
sebagai syair-syair hitam
kelak akan kembali dilahirkan, ketika putih menjadi sedemikian buram

Orang-orang yang terkejut
menjumpai pagi yang berpuisi, terburu-buru berangkat kerja
takut hidupnya menjadi fiksi, tak lagi berealita

Sepanjang hari, riuh rendah yang terjadi
adalah sajak-sajak yang dibacakan oleh kehidupan
didengarkan dengan seksama, oleh kematian di ujung lainnya

Orang-orang kembali terkejut
menemui malam ketika pulang, telah menjadi potongan-potongan makna
lengkap dengan rasa manis, pahit dan cuka di dalamnya

Orang-orang itu menidurkan dirinya
tanpa sempat berencana
untuk bermimpi bahagia

Karena telah diambil oleh malam sebagiannya
sisanya untuk pagi, yang lagi-lagi berpuisi
bagi orang-orang yang ingin bahagia sebelum mati

Jakarta, 6 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline