Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Kau Bebal!

Diperbarui: 13 Februari 2019   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Entah oleh sebab apa, malam itu, hujan aku jadikan alasan untuk tidak beranjak dari teras rumahmu. Aku ingin berlama-lama di situ, mengupas habis berbagai hal tentang bunga sepatu.

Kau nampak jengah, tapi aku merasa bungah. Aku tak peduli. Aku sedang membuat simpul mati pada tali-tali yang aku lilitkan di hatimu tanpa kau sadari.

Kau sempat bertanya; kapan kau pergi?

Aku hanya menjawab ringan bahwa hujan belum memperkenankan aku pergi. Lagipula aku tak bisa pergi sebelum memastikan kau baik-baik saja. Hujan yang kemalaman bisa menjadikan seorang perempuan sandera berharga.


Kau tertawa; kau gila?

Aku kembali menimpali ringan bahwa semenjak bertemu denganmu tingkat kewarasanku menurun beberapa tingkat. Aku dan hatiku sering tidak sepakat. Aku yang sangat berealita menganggap ini semua ilusi semata, sedangkan hatiku berimajinasi tinggi untuk menjadikan ini semua kisah nyata.


Bagaimana? Cukup masuk akal?

Jika tidak, kaulah yang bebal! Tak mengenal arti cinta dari seorang lelaki yang memperjuangkannya secara brutal.

Lipat Kain, 12 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline