Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tentang Ibu dan Kekuatan Doanya

Diperbarui: 17 Februari 2019   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Demi perburuan terencana terhadap sisa cahaya purnama yang memancar keluar dari sorot mata para ibunda yang tersebar di seluruh penjuru dunia, diperolehlah satu semesta cahaya yang lebih terang dari purnama, menyamai matahari, serta menyudahi kegelapan yang begitu lama menguasai hati.

Doa-doa juga mesti diburu. Dari tempat kasih sayang berada di segala penjuru.

Yaitu dari rumah-rumah kecil kontrakan yang penghuninya tidak menyewakan ratapan. Lebih-lebih rutukan. Bagi mereka, lebih baik membeli airmata daripada harus menjualnya demi rasa iba.

Juga di pasar-pasar di mana pedagangnya membiarkan timbangan apa adanya. Tidak mencederainya dengan muslihat jahat yang mengada-ada. Bagi mereka, timbangan tidak sekedar menakar berat, namun juga neraca buatan akhirat.

Juga di terminal bus dan stasiun kereta. Tempat paling tepat untuk menimba kebaikan dari orang-orang yang dengan tulusnya menyerahkan jiwa raganya untuk berangkat menunaikan amanat dan hakikat untuk mendapat ainulbanat.

Takdir, tak perlu diburu. Biarkan ia pada kodratnya untuk laju atau membatu.

Sebenarnya,
Ini semua tentang ibu dan doa-doanya yang mengangkasa untuk menggenggam setiap harapan anak-anaknya akan petunjuk arah jalan menuju surga.

Bogor, 9 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline