Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Pilihan Sunyi

Diperbarui: 3 Februari 2019   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Ini bukan tentang bagaimana cara memotret sunyi dari lubuk hati lantas mencetaknya sebagai pigura di ruang tamu yang dipenuhi aroma rindu.

Bukan!

Ini sepenuhnya tentang mencari definisi paling masuk akal apa saja yang bisa disebut sunyi, dan benar-benar sunyi, bukan sekedar hati yang serasa mati suri.

Iya!

Mendefinisikan sunyi itu kerumitannya melebihi puzzle yang serakannya hilang atau tersembunyi. Kita harus mencarinya setengah mati, di antara labirin buku-buku, arsip-arsip masa lalu, hingga ke kubangan tempat rindu terakhir membatu.

Jadi bagaimana? Apakah kau menyukai sunyi atau memusuhinya?

Pilihan yang sulit; menyukai sunyi berarti kau harus siap merasakan pahit. Sedangkan memusuhinya kau mesti berhadapan dengan rasa sakit.

Jika kau memilih untuk tidak memilih, itu sama saja dengan kau berlatih untuk membuat kekasihmu letih.

Sebab kau kembali menjadi abu-abu yang takut getih.

Jakarta, 3 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline