Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Merajam Bekas Luka

Diperbarui: 3 Februari 2019   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixabay.com

Aku merajam bekas luka. Aku berharap bisa menemukan penyebabnya apa.

Karena selama ini, pada setiap luka yang ada, aku membiarkannya terpajang sebagai piala. Seolah aku adalah seorang juara yang sanggup menampung luka berapapun banyaknya.

Dari bekas luka yang aku rajam, aku berhasil menemukan bekasnya yang kejam. Akibat dari pukulan masa silam berupa kenangan, maupun tikaman masa depan dalam bentuk harapan yang tersingkirkan.
---
Betapa luka yang menganga itu ternyata jauh lebih pedih dari duka yang membabi buta.

Luka menimbulkan bekas, sedangkan duka selalu berbatas. Dalam luka, dunia berpecahan seperti kaca; sedangkan dalam duka, dunia hanya berkaca-kaca.

Karena luka, langkah tertatih-tatih. Karena duka, mulut merintih-rintih.

Luka itu berada pada titik ketika hati direndam cuka, sementara duka mempunyai tempat saat jiwa mengaku merana.
---
Aku menyudahi rutukan ini. Terlalu banyak merutuk bisa membuatku harakiri.

Jakarta, 3 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline