Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Carilah Percikan Cahaya Pelita!

Diperbarui: 2 Februari 2019   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Dalam keremangan yang merindukan kunang-kunang, kau tersandung ratapan yang menyeretmu terjatuh dalam airmata satu kolam.

Kau menggumam tanpa suara, tapi hatimu ramai oleh banyak perbincangan yang berujung pada pertengkaran. Antara rasa percaya dengan noktah kemasgulan.

Kau membiarkan barakuda berenang-renang di kolam airmatamu. Mungkin kau pikir ikan predator itu bisa membantumu menelan setiap rasa ngilu.

Sebenarnya aku tak ingin kau memerangkap dirimu sendiri dalam bui yang memenjarakan keyakinanmu terhadap kekuatan hati.

Tapi aku tak berhak menghakimi. Aku hanya bisa sedikit memaki.

Itupun kalau kau menyadari bahwa makianku lebih karena aku menyayangi, bukan karena aku lebih paham filosofi.

Sekarang, ada baiknya kau bersandar pada dinding kamar yang ikut gemetar karena kau meneriakkan beberapa kalimat barbar.

Aku masih di sini kalau kau pikir ingin berbicara tentang bait-bait puisi yang tidak lagi manis tapi lebih bisa menghiburmu yang terlalu penat dengan tali pengikat yang kau simpul kuat-kuat di dadamu yang berdetak cepat.

Bicaralah, lalu biarkan malam mencari kunang-kunangnya. Atau diamlah, dan biarkan dirimu mencari sedikit percikan cahaya pelita.

Itu saja.

Bogor, 2 Februari 2019

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline