Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Sajak-sajak Liris yang Magis

Diperbarui: 24 Januari 2019   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sajak-sajak liris memiliki rangkaian genetis yang sempurna untuk merubah kebisingan tangis menjadi peristiwa tragis yang berakhir manis.

Pada setiap rimanya; mengandung repetisi. Mengundang kekuatan ilusi. Mengendang musik-musik yang mengiringi kebangkitan imajinasi.

Pengulangan untuk menegaskan arti. Bila setelah berucap pergi, maka rimanya yang tegas akan menuliskan tak akan kembali.

Begitu pula ketika menegaskan arti tangisan seperti ini; aku berniat menangisi hati yang dikoyak-koyak sepi. Tapi aku ingat hatiku telah lama disepuh besi. Aku tak hendak menjadi seorang perempuan yang tatapannya tergradasi sunyi.

Pada sajak-sajak liris yang magis, ditiupkan ruh yang diambil dari helaan nafas para pertapa yang telah menyelesaikan pertapaannya. Bukan dari ruh para pengelana yang tak pernah sampai pada tujuannya.

Sajak-sajak liris ditujukan untuk mengiris-iris keriuhan di benak para peratap. Membagi-baginya dalam potongan kecil yang mudah dilahap. Ketika mereka mencucurkan airmata demi bukan apa-apa. Untuk bukan siapa-siapa. Atas nama perkara-perkara tak ada artinya.

Sajak-sajak liris yang magis lebih tepat ditujukan bagi para penyendiri yang menganggap tangis adalah cara bunuh diri paling herois.

Medan, 24 Januari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline