Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Ronin Cinta

Diperbarui: 22 Januari 2019   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tubuh-tubuh cinta yang bergeletakan. Terlihat sangat kelelahan. Entah gagal mencari majikan. Atau usai menggali tempat pemakaman.

Bagi cinta yang telah berjenazah. Mati atas nama hati patah. Dikubur diam-diam. Tanpa upacara perpisahan.

Dalam kematiannya, cinta bergentayangan mencari secarik kain perca. Demi membebat ruhnya yang terluka.

Bagi cinta yang mati suri. Terbaring tak bergerak lagi. Berkelindan dalam koma. Menunggu titik menyelamatkannya.

Dalam diamnya, lamat-lamat cinta menyebutkan sebuah alamat. Di sana lah sepotong hati bertempat tinggal. Sepotong hati yang sanggup membuatnya berdetak kembali dengan lafal-lafal tanpa gagal.

Bagi ronin cinta yang belum bertemu majikan. Pencarian dilakukan. Menaiki kereta. Menyisir cinta buta. Menumpang kapal layar. Mengejar cinta berkobar. Mengendarai hujan. Demi cinta yang sungguh-sungguh bisa dipertuan.

Dalam pencariannya, cinta menemui jejak-jejaknya sendiri. Lalu memburunya tanpa henti.

Bogor, 22 Januari 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline